Rabu, 03 Desember 2014

Waspada Angin Kencang dan Banjir



Waspada Angin Kencang dan Banjir
Levi Ratnasari
Forecaster Stasiun Meteorologi Radin Inten II Lampung
MUSIM hujan telah datang, Desember tidak hanya menjadi bulan penutup tahun, tetapi sebagai  bulan pembuka musim hujan. Beberapa bulan ke belakang masyarakat dihadapkan dengan kondici cuaca yang terik dan kering akibat kemarau yang telah dilewati, tetapi kini masyarakat akan mengahadapi musim hujan hampir sepanjang harinya. Bahkan hujan dan tanah longsor telah mengintai beberapa daerah di wilayah Lampung.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa pada Desember beberapa wilayah di Indonesia telah memasuki musim hujan. Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam satu dasarian berturut-turut telah melebihi intensitas hujan 50 mm dan berlanjut terus minimal tiga dasarian. Apabila hal ini belum terpenuhi, tetapi curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba). Hal ini juga didukung adanya perubahan pola dari hembusan tiupan angin. Ketika musim hujan angin barat laut bertiup di atas Indonesia sehingga member curah hujan hampir diseluruh kawasan Indonesia.                             .
Berdasarkan informasi BMKG, puncak musim hujan ini diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari, tetapi kini hujan turun sudah hampir merata di seluruh wilayah Lampung, dengan intensitas ringan hingga lebat, umumnya hujan terjadi pada siang hingga malam hari. Namun, untuk sebagian wilayah, yakni daerah dekat perairan seperti Pesisir barat, Tanggamus, Pesawaran, dan Lampung Barat, potensi hujan terjadi pada pagi hingga malam hari.
            Masuknya musim hujan juga ditandai dengan hembusan angin yang cukup kuat disertai hujan, intensitas hujan yang sering misalnya terjadi pada malam hari, dilanjutkan pada dini hari, lalu siang hari kemudian jeda sejenak dan kembali dilanjutkan sore hari. Beberapa hari terakhir angin berhembus lebih kencang dari biasanya, yakni dapat mencapai 25 Km/jam dikarenakan angin yang berasal dari arah selatan cukup kuat yang membawa massa udara yang bersifat hangat dan bertekanan rendah sehingga menyebabkan angin bertiup cukup kencang.
 Angin kencang yang terjadi juga dipicu adanya daerah bertekanan rendah (low pressure) yang masih tumbuh di perairan utara Indonesia. Dari data prakiraan angin BMKG, terpantau adanya low pressure di perairan Maluku dan jika low pressure tersebut menjadi tropical siklon, potensi angin kencang masih dapat terjadi. Perubahan arah angin yang umumnya dari arah tenggara menjadi arah selatan hingga barat ini mengindikasikan bahwa wilayah Lampung telah memasuki musim hujan. Perubahan arah angin ini mendukung terjadinya belokan angin yang melewati wilayah Lampung. Hal ini memicu cepatnya pertumbuhan awan-awan konvektif serta terjadinya angin yang cukup kencang sebelum terjadinya hujan yang disertai petir. Angin yang sifatnya dapat merusak ini perlu diwaspadai, tetapi masyarakat jangan terlalu khawatir karena kondisi ini masih normal. Yang perlu diwaspadai jika sedang berkendara atau beraktivitas di luar rumah, supaya lebih berhati–hati karena bisa saja pohon yang sudah tua menjadi tumbang atau jatuhnya baliho yang tidak kokoh.
Belajar dari kejadian tahun sebelumnya, tentu kita tidak ingin kecolongan dengan terjadinya banjir saat puncak musim hujan berlangsung. Melihat kejadian tahun sebelumnya beberapa wilayah, yakni Bandar Lampung, Mesuji, Tulangbawang, Lampung Selatan, dan Lampung Timur yang menjadi langganan banjir perlu diperhatikan. Pada November, banjir dan tanah longsor sudah mengintai beberapa daerah, yakni Tanggamus, Lampung Barat, dan Way Kanan, selain akibat daerah tersebut diguyur hujan juga akibat struktur tanahnya yang tidak kokoh sehingga mudah longsor. Puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada Januari sampai dengan Februari 2015 ini, dilihat dari kondisi global, yakni nilai Dipole Mode, diprediksi normal dan suhu muka laut di perairan Indonesia yang cenderung hangat menjadikan supply air yang cukup signifikan terjadi pada bulan mendatang. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa daerah yang menjadi langganan banjir, untuk tetap waspada serta mulai memperhatikan lingkungannya, karena banjir tidak hanya diakibatkan adanya curah hujan yang tinggi, tetapi juga dipicu dengan kondisi lingkungan dan topografinya. Kondisi periode musim hujan pada setiap daerah juga tidak selalu sama bergantung pada pengaruh indikator faktor lokal dan topografi wilayah setempat. Menjadi harapan semua untuk melewati musim hujan tahun ini dengan tetap merasa aman dan nyaman untuk itu pentingnya informasi dari BMKG sebagai pemandu ketika akan beraktivitas, khususnya jika beraktivitas di luar ruangan. (n)
Sumber berita : http://lampost.co/berita/musim-hujan-waspada-angin-kencang-dan-banjir

Rabu, 26 November 2014

Mengenal Radar Cuaca

Radar cuaca merupakan singkatan dari Radio Detection Ranging, dimana bekerja dengan cara memancarkan gelombang radio guna mendeteksi objeknya.Radar mampu mendeteksi objek atau targetnya dengan cukup cermat, sehingga dapat diketahui jarak atau posisi objek tersebut. Mempelajari Radar sebenarnya susah  susah gampang saya sendiri mendalami radar hanya berdasarkan pengalaman dan bertanya kepada para senior di tempat bekerja, cukup menarik jika kita mau mendalami cara kerja dan hal apa saja yang bisa diinterpretasikan oleh Radar Cuaca, setiap harinya saya bekerja  di hadapakan dengan Radar Cuaca DWSR 2501 C BAND yakni produk EEC. Setiap radar berbeda - beda jenisnya ada yang EEC dan ada yang Gematronik namun memiliki prinsip kerja yang hampir mirip. 

Berikut beberapa tampilan citra radar dari produk PPI-Z :

Citra Radar PPi-Z


PPI (Plan Position Indicator)  mampu menghasilkan momen dari Intensity/Reflectivity, Velocity, Spectrum Width.
PPI   merupakan tampilan radar yang paling banyak digunakan, merupakan tampilan koordinat kutub dari kawasan yang mengelilingi platform radar. Posisi tengah diwakili oleh titik asal garis penyapu/Beam Radar, yang biasanya terletak di tengah lingkupnya, tetapi bisa diimbangi dari titik tengah pada beberapa set. PPI realtime menggunakan radial sweep pivoting di sekitar titik tengah penyajian. (Eko Wardoyo)
maka dari itu produk dari PPI paling sering digunakan karena tampilannya sangat mewakili keingininan pengguna. Gambar diatas merupakan contoh produk PPI-Z yang menunjukkan nilai reflektifitas sehingga kita mudah mengetahui sel awan yang akan diamati. 

Citra Radar Produk PPI-V

Produk PPI Velocity
Produk-produk Mean Radial Velocity (V) menyediakan tampilan estimasi rata-rata kecepatan radial dari radar, berdasarkan pada nilai yang terkandung dalam gerbang (gate) pertama dari masing-masing set gerbang (yakni, gerbang 1 dari 1, gerbang 1 dari 2, atau gerbang 1 dari 4). Produk ini tersedia untuk beberapa kombinasi jangkauan dan resolusi tampilan; masing-masing produk tersedia untuk hingga 64 level data. Versi yang terpisah dari masing-masing produk tersedia untuk masing-masing pindai antena (antenna scan) yang diambil pada ketinggian tetap untuk masing-masing sudut elevasi pada VCP yang saat itu digunakan.(Eko Wardoyo)
produk ini memudahkan pengguna dalam melihat pergerekan sel awan "apakah mendekat radar, atau menjauhi radar?" sehingga dapat mengetahui daerah yang berpotensi akan di lewati oleh sel awan tersebut.
"kedua produk diatas adalah salah satu produk yang paling mudah ditafsirkan oleh pengguna karena sesungguhnya dengan banyak pengalaman, kita mampu menginterpretasikan radar lebih baik lagi :) "






Selasa, 11 November 2014

Meteorologi

Ilmu Meteorologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari mengenai cuaca beserta unsur unsur dari cuaca tersebut. Meteorologi sangat erat kaitannya dengan cuaca, apa yang dimaksud dengan cuaca? cuaca adalah kondisi atmosfer di suatu tempat dan dalam waktu yang singkat, cuaca ini terbentuk dari proses pertukaran sifat antar bagian atmosfer serta atmosfer dengan lingkungannya, akibat dari gerak atau aliran udara dan lingkungannya ( Soerjadi W ).