Waspada
Angin Kencang dan Banjir
Levi Ratnasari
Forecaster Stasiun Meteorologi Radin Inten II Lampung
Forecaster Stasiun Meteorologi Radin Inten II Lampung
MUSIM
hujan telah datang, Desember tidak hanya menjadi bulan penutup tahun, tetapi
sebagai bulan pembuka musim hujan.
Beberapa bulan ke belakang masyarakat dihadapkan dengan kondici cuaca yang
terik dan kering akibat kemarau yang telah dilewati, tetapi kini masyarakat
akan mengahadapi musim hujan hampir sepanjang harinya. Bahkan hujan dan tanah
longsor telah mengintai beberapa daerah di wilayah Lampung.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa pada Desember beberapa wilayah di Indonesia telah memasuki musim hujan. Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam satu dasarian berturut-turut telah melebihi intensitas hujan 50 mm dan berlanjut terus minimal tiga dasarian. Apabila hal ini belum terpenuhi, tetapi curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba). Hal ini juga didukung adanya perubahan pola dari hembusan tiupan angin. Ketika musim hujan angin barat laut bertiup di atas Indonesia sehingga member curah hujan hampir diseluruh kawasan Indonesia. .
Berdasarkan informasi BMKG, puncak musim hujan ini diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari, tetapi kini hujan turun sudah hampir merata di seluruh wilayah Lampung, dengan intensitas ringan hingga lebat, umumnya hujan terjadi pada siang hingga malam hari. Namun, untuk sebagian wilayah, yakni daerah dekat perairan seperti Pesisir barat, Tanggamus, Pesawaran, dan Lampung Barat, potensi hujan terjadi pada pagi hingga malam hari.
Masuknya musim hujan juga ditandai dengan hembusan angin yang cukup kuat disertai hujan, intensitas hujan yang sering misalnya terjadi pada malam hari, dilanjutkan pada dini hari, lalu siang hari kemudian jeda sejenak dan kembali dilanjutkan sore hari. Beberapa hari terakhir angin berhembus lebih kencang dari biasanya, yakni dapat mencapai 25 Km/jam dikarenakan angin yang berasal dari arah selatan cukup kuat yang membawa massa udara yang bersifat hangat dan bertekanan rendah sehingga menyebabkan angin bertiup cukup kencang.
Angin kencang yang terjadi juga dipicu adanya daerah bertekanan rendah (low pressure) yang masih tumbuh di perairan utara Indonesia. Dari data prakiraan angin BMKG, terpantau adanya low pressure di perairan Maluku dan jika low pressure tersebut menjadi tropical siklon, potensi angin kencang masih dapat terjadi. Perubahan arah angin yang umumnya dari arah tenggara menjadi arah selatan hingga barat ini mengindikasikan bahwa wilayah Lampung telah memasuki musim hujan. Perubahan arah angin ini mendukung terjadinya belokan angin yang melewati wilayah Lampung. Hal ini memicu cepatnya pertumbuhan awan-awan konvektif serta terjadinya angin yang cukup kencang sebelum terjadinya hujan yang disertai petir. Angin yang sifatnya dapat merusak ini perlu diwaspadai, tetapi masyarakat jangan terlalu khawatir karena kondisi ini masih normal. Yang perlu diwaspadai jika sedang berkendara atau beraktivitas di luar rumah, supaya lebih berhati–hati karena bisa saja pohon yang sudah tua menjadi tumbang atau jatuhnya baliho yang tidak kokoh.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa pada Desember beberapa wilayah di Indonesia telah memasuki musim hujan. Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam satu dasarian berturut-turut telah melebihi intensitas hujan 50 mm dan berlanjut terus minimal tiga dasarian. Apabila hal ini belum terpenuhi, tetapi curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba). Hal ini juga didukung adanya perubahan pola dari hembusan tiupan angin. Ketika musim hujan angin barat laut bertiup di atas Indonesia sehingga member curah hujan hampir diseluruh kawasan Indonesia. .
Berdasarkan informasi BMKG, puncak musim hujan ini diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari, tetapi kini hujan turun sudah hampir merata di seluruh wilayah Lampung, dengan intensitas ringan hingga lebat, umumnya hujan terjadi pada siang hingga malam hari. Namun, untuk sebagian wilayah, yakni daerah dekat perairan seperti Pesisir barat, Tanggamus, Pesawaran, dan Lampung Barat, potensi hujan terjadi pada pagi hingga malam hari.
Masuknya musim hujan juga ditandai dengan hembusan angin yang cukup kuat disertai hujan, intensitas hujan yang sering misalnya terjadi pada malam hari, dilanjutkan pada dini hari, lalu siang hari kemudian jeda sejenak dan kembali dilanjutkan sore hari. Beberapa hari terakhir angin berhembus lebih kencang dari biasanya, yakni dapat mencapai 25 Km/jam dikarenakan angin yang berasal dari arah selatan cukup kuat yang membawa massa udara yang bersifat hangat dan bertekanan rendah sehingga menyebabkan angin bertiup cukup kencang.
Angin kencang yang terjadi juga dipicu adanya daerah bertekanan rendah (low pressure) yang masih tumbuh di perairan utara Indonesia. Dari data prakiraan angin BMKG, terpantau adanya low pressure di perairan Maluku dan jika low pressure tersebut menjadi tropical siklon, potensi angin kencang masih dapat terjadi. Perubahan arah angin yang umumnya dari arah tenggara menjadi arah selatan hingga barat ini mengindikasikan bahwa wilayah Lampung telah memasuki musim hujan. Perubahan arah angin ini mendukung terjadinya belokan angin yang melewati wilayah Lampung. Hal ini memicu cepatnya pertumbuhan awan-awan konvektif serta terjadinya angin yang cukup kencang sebelum terjadinya hujan yang disertai petir. Angin yang sifatnya dapat merusak ini perlu diwaspadai, tetapi masyarakat jangan terlalu khawatir karena kondisi ini masih normal. Yang perlu diwaspadai jika sedang berkendara atau beraktivitas di luar rumah, supaya lebih berhati–hati karena bisa saja pohon yang sudah tua menjadi tumbang atau jatuhnya baliho yang tidak kokoh.
Belajar
dari kejadian tahun sebelumnya, tentu kita tidak ingin kecolongan dengan
terjadinya banjir saat puncak musim hujan berlangsung. Melihat kejadian tahun
sebelumnya beberapa wilayah, yakni Bandar Lampung, Mesuji, Tulangbawang,
Lampung Selatan, dan Lampung Timur yang menjadi langganan banjir perlu
diperhatikan. Pada November, banjir dan tanah longsor sudah mengintai beberapa
daerah, yakni Tanggamus, Lampung Barat, dan Way Kanan, selain akibat daerah
tersebut diguyur hujan juga akibat struktur tanahnya yang tidak kokoh sehingga mudah
longsor. Puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada Januari sampai dengan
Februari 2015 ini, dilihat dari kondisi global, yakni nilai Dipole Mode,
diprediksi normal dan suhu muka laut di perairan Indonesia yang cenderung
hangat menjadikan supply air yang cukup signifikan terjadi pada bulan
mendatang. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa daerah yang menjadi langganan
banjir, untuk tetap waspada serta mulai memperhatikan lingkungannya, karena
banjir tidak hanya diakibatkan adanya curah hujan yang tinggi, tetapi juga
dipicu dengan kondisi lingkungan dan topografinya. Kondisi periode musim hujan
pada setiap daerah juga tidak selalu sama bergantung pada pengaruh indikator
faktor lokal dan topografi wilayah setempat. Menjadi harapan semua untuk
melewati musim hujan tahun ini dengan tetap merasa aman dan nyaman untuk itu
pentingnya informasi dari BMKG sebagai pemandu ketika akan beraktivitas,
khususnya jika beraktivitas di luar ruangan. (n)
Sumber berita : http://lampost.co/berita/musim-hujan-waspada-angin-kencang-dan-banjir